a place to remember

karena menulis, membuat hidup lebih berarti…

tak terasa..

sungguh waktu, begitu cepatnya berlalu..

tanpa terasa, tiba-tiba sudah hari senin lagi..

sudah 6 bulan lebih saya kembali ngantor..

tak sampai dua bulan juga, si kecil Ayub genap berusia tiga tahun, insya Allah..

si mbak yang baru, Tini, sudah 3 bulan di rumah kami..

dan hari ini juga tepat tanggal 1 Rajab, yang berarti, insya Allah, dua bulan lagi kita akan berjumpa kembali dengan bulan penuh berkah, bulan suci Romadhon..

semoga kita semua diberikan umur,hingga menjumpai bulan ini..

bulan dimana pintu ampunan Allah dibuka selebar-lebarnya, dimana pahala berbuat kebaikan dilipatgandakan..

aamiin..

yang menjadi rencana yang lebih dekat, kami akan menghadiri pernikahan sepupu abi, mas uki, di cikarang, pada awal bulan mei, yang diawali dengan long weekend..berangkat setelah bermalam 2 hari di rumah mba cika insya Allah..

lalu minggu depannya, masih rencana juga, gantian ingin menghadiri pernikahan sepupu ummi, di lampung, entah dimana tepatnya, belum terlalu jelas, diajak budhe ii,,tapi karena katanya hanya 10 km dari pelabuhan bakauheni, jadi insya Allah abi berminat..

lalu pekan depan berikutnya.. rencana budhe eni mau main ke jakarta, horee.. insya Allah, sama pakdhe budi dan mas kiky.. rencana mau diajak main ke TMII,, disana berkunjung ke PP Iptek,taman burung,dan naik gondola..insya Allah.. juga diajak dinner di Bintaro XChange Mall..

dan yang paling dekat adalah sabtu ini, rencana kami akan menemani kakak Aman ikut free trial English First, setelah kemarin ditawari mbak yang promosi di LotteMall, kelihatannya dia cukup tertarik.. semoga sukses yaa kak, free trial kita.. aamiin..

oiya, rencana yang lebih dekat lagi adalah, sepulang kantor nanti, kita mau ambil sepeda unutk kakak di rumah bu olly.. Insya Allaah.. semoga kakak sukkaa yaa,wim cycle fire bird nya yaa…

sekedar catatan, weekend kemarin kami mencoba berenang di Kampung Main Cipulir.. tempat renangnya lumayan,cukup bersih, worhted untuk HTM 20ribu per gundul..cuma sayang,keramiknya sudah banyak yang lepas.. setelah berenang, ada beberapa wahana yang sempat kami naiki,tapi sayang, karena kurang perawatan, jadi kesannya seperti di pasar malam biasa..

selain semua rencana “real” tadi, ada rencana yang masih belum pasti juga..

karena rencana ini, sangat bergantung pada izin Allah..

rencana untuk pindah ke Purwokerto..

dan rencana untuk membeli kendaraan roda empat..

Yaa Allaah.. mudahkanlah urusan2 kami, urusan duniawi dan ukhrawi kami..

aamiin..

mudahkanlah kami dalam mendidik anak-anak kami, dengan segala keterbatasan kami, ilmu,waktu,perhatian,energi…semoga tetap engkau limpahkan,rasa kasih dan sayang di antara kami berempat..aamiin..

rasanya sungguh sia-sia, jika kami berlelah2, namun anak2 kami tidak menikmati hasil jerih payah kami…

Tinggalkan komentar »

al maalu wal baanuna zinaatah.. harta dan anak2 adalah perhiasan,,sekaligus cobaan..

bismillaahirrohmaanirrohiim..

sungguh benar, banyak ayat alQur’an yang mengingatkan kita, manusia, bahwa, harta,pasangan,dan anak2 adalah nikmat sekaligus cobaan..

termasuk harta adalah kebun yang luas, tempat tinggal yang baik, kendaraan yang nyaman,,

cobaan, karena kita kadang begitu bernafsu untuk meraih semuanya, hingga kadang, tanpa sadar menomor dua kan akhirat.. dan setelah diraih pun, kita kadang jadi terbuai, terlena untuk sebisa mungkin menjaganya, memperbagus keadaan dan sebagainya, hingga membuat waktu kita habis tanpa terasa..

hal yang sama untuk pasangan dan anak-anak..

dengan dalih, istri/suami tidak suka, kita jadi meninggalkan syari’at agama atau sunnah Rasulullaah shalallahu ‘alayhi wa sallaam.. atau karena sibuk menyenangkan istri/suami, kita jadi lupa, berbakti pada orangtua sendiri yang sudah bersusah payah membesarkan, terutama bagi anak laki-laki yang seharusnya tetap mengutamakan ibu, dibandingkan istrinya..

pun dengan alasan anak-anak, bermain dengan anak atau mengikuti kemauan anak, tilawah, shalat sunnah atau amalan yang lain, jadi berkurang kualitas dan kuantitasnya…

astaghfirullaah..

sungguh, dzalimnya diri ini Yaa Robbi..

padahal, Engkau lah yang telah Memberi hamba semua nikmat yang tak kan pernah mampu hamba hitung…

diri ini sungguh rindu berduaan saja denganMu, di sepertiga malam terakhir..di dalam syahdu dan khusyu’nya sujud..

sungguh jiwa ini telah lama tak bersua, dengan tenteramnya jiwa yang berlarut dalam lantunan tilawah..

hati ini juga lama tak merasakan, bahagianya saat berbagi pada mereka yang berkekurangan harta..

waktu tak dapat diputar kembali,

yang telah terjadi, hanya bisa ditangisi, atau didoakan agar diampuni..

yang terpenting, esok harus lebuh baik dari hari ini, dalam berbagai sisi..

semangatlah dalam beribadah, dalam berbuat baik, dan sabarlah dari godaan, godaan untuk bermaksiat, maksiat hati, pikiran dan perbuatan..

semoga kuburku kelak luas,lapang,dan ramai dengan amal-amal ku selama di dunia..

sholat,puasa,sedekah..

aamiin…

Tinggalkan komentar »

tinggalkanlah jejakmu,ummi…

assalamu’alaykum…

lama tak menyambangi, “rumah” maya ini..

kangen rasanya..

kenapa tangan ini kadang begitu berat untuk menulis.. padahal diri sudah tahu,banyak manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan yang satu ini..

melalui menulis, kita bisa berbagi banyakk manfaat dengan orang lain..

dengan menulis, kita bisa mengukir, banyakk kenangan indah dengan orang-orang tercinta,,

dan menulis juga, bisa mencegah otak jadi pikun..

mungkin, padatnya aktifitas bisa jadi alasan..

karena menulis belum menjadi suatu kebutuhan, sehingga belum mendapat urutan prioritas tertinggi..

kalau begitu, saya harus mulai membiasakan menulis sebagai suatu kebutuhan..

agar saya bisa meninggalkan “sesuatu” untuk anak-anak saya, suami, keluarga dan semua orang yang ingin mengambil manfaat dari tulisan-tulisan saya..

setelah hampir setengah tahun kembali “ngantor” setelah cukup lama berkecimpung dengan anak-anak di rumah..

saya semakin menyadari, bahwa sesuatu yang sungguh sangat berharga dan tidak tergantikan, adalah kebersamaan saya di sisi mereka..menemani masa-masa penting tumbuh kembang mereka..

Ya Allaah…

semoga Engkau berikan keputusan terbaik-Mu, akan pilihan hamba,,

menjadi seorang wanita yang bekerja, yang harus meninggalkan rumah dan anak-anak, seharian penuh,,

atau menjadi seorang wanita sholeha, yang menetapi ayatMu untuk cukup di rumah saja, mendidik anak-anak dengan baik, mengajarkan mereka dienul haq, memberikan mereka teladan yang baik, seperti yang dicontohkan Rasulallaah Muhammad shallallaahu ‘alayhi wa sallaam..

sesungguhnya hanya Engkau yang Tahu, jalan mana yang terbaik..

meskipun saya lebih cenderung pada pilihan kedua saya, tapi dukungan yang minimal dari keluarga besar, membuat saya berkecil hati..

anak-anak-ku…

ummi rindu Nak..

rindu dengan kebersamaan kita, merangkai hari.. penuh makna dan warna…

ummi menyadarinya, setelah tadi malam, melayani kalian dengan sebaik ummi mampu, menikmati kepolosan dan keceriaan kalian.. tanpa amarah,tanpa suara yang meninggi… sungguh damai rasanya Sayang…

sabar ya Nak..

semoga kita punya banyak kesempatan untuk bercengkerama lagi…

aamiin…

hanya ini yang bisa ummi tulis saat ini..

wassalamu’alaykum…

Tinggalkan komentar »

jum’at barokah,al-Kahfi- an yuuk..

al kahfi

al kahfi

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Betapa banyak orang lalai dari amalan yang satu ini ketika malam Jum’at atau hari Jum’at, yaitu membaca surat Al Kahfi. Atau mungkin sebagian orang belum mengetahui amalan ini. Padahal membaca surat Al Kahfi adalah suatu yang dianjurkan (mustahab) di hari Jum’at karena pahala yang begitu besar sebagaimana berita yang dikabarkan oleh orang yang benar dan membawa ajaran yang benar yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits yang membicarakan hal ini kami bawakan sebagian pada posting yang singkat ini. Semoga bermanfaat.

Hadits pertama:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)

Hadits kedua:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)

Inilah salah satu amalan di hari Jum’at dan keutamaan yang sangat besar di dalamnya. Akankah kita melewatkan begitu saja [?]

Semoga Allah selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh sesuai tuntunan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

***

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumasyho.com

Tinggalkan komentar »

dzikrul maut..

Allah-Muhammad

Kematian merupakan persinggahan pertama manusia di alam akhirat. Al Qurthubiy berkata dalam At Tadzkirah, “Kematian ialah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan, berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya.” Yang dimaksud dengan kematian dalam pembahasan berikut ini adalah al maut al kubra, sedangkan al maut ash shughra sebagaimana dimaksud oleh para ulama, ialah tidur. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Az Zumar : 42)[1]

Orang yang Cerdas

Orang yang cerdas adalah orang yang tahu persis tujuan hidupnya. Kemudian mempersiapkan diri sebaik-baiknya demi tujuan tersebut. Maka, jika akhir kesempatan bagi manusia untuk beramal adalah kematian, mengapa orang-orang yang cerdas tidak mempersiapkannya?

Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : hadits hasan)[2]

Pemutus Segala Kelezatan

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan’, yaitu kematian. (HR. At Tirmidzi, Syaikh Al Albaniy dalam Shahih An Nasa’iy 2/393 berkata : “hadits hasan shahih”)

Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaly hafizhahullah menjelaskan perihal hadits di atas, “Dianjurkan bagi setiap muslim, baik yang sehat maupun yang sedang sakit, untuk mengingat kematian dengan hati dan lisannya. Kemudian memperbanyak hal tersebut, karena dzikrul maut (mengingat mati) dapat menghalangi dari berbuat maksiat, dan mendorong untuk berbuat ketaatan. Hal ini dikarenakan kematian merupakan pemutus kelezatan. Mengingat kematian juga akan melapangkan hati di kala sempit, dan mempersempit hati di kala lapang. Oleh karena itu, dianjurkan untuk senantiasa dan terus menerus mengingat kematian.”[3]

Dan Merekapun Ingin Kembali

Sebaliknya orang-orang yang semasa hidupnya sangat sedikit mengingat mati, dari kalangan orang-orang kafir dan mereka yang tidak menaati seruan para Rasul, akan meminta tangguh dan udzur ketika bertemu dengan Rabb mereka kelak di akhirat. Inilah penyesalan yang paling mendalam bagi manusia yang tidak mengingat kematian.

“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang adzab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang dzalim: “Ya Rabb kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (Kepada mereka dikatakan): “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (QS. Ibrahim : 44)

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Wahai Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan termasuk orang-orang yang shaleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munafiqun : 10-11)

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Wahai Rabb-ku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal shaleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.” (QS. Al Mu’minun : 99-100)[4]

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’diy berkata mengenai ayat dalam Surat Al Mu’minun, “Allah Ta’ala mengabarkan keadaan orang-orang yang berhadapan dengan kematian, dari kalangan mufrithin (orang-orang yang bersikap meremehkan perintah Allah -pent) dan orang-orang yang zhalim. Mereka menyesal dengan kondisinya ketika melihat harta mereka, buruknya amalan mereka, hingga mereka meminta untuk kembali ke dunia. Bukan untuk bersenang-senang dengan kelezatannya, atau memenuhi syahwat mereka. Akan tetapi mereka berkata, ‘Agar aku berbuat amal shaleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan.Beliau kembali menjelaskan, “Apa yang mereka perbuat tidaklah bermanfaat sama sekali, melainkan hanya ada kerugian dan penyesalan. Pun perkataan mereka bukanlah perkataan yang jujur, jika seandainya mereka dikembalikan lagi ke dunia, niscaya mereka akan kembali melanggar perintah Allah.”[5]

Pendekkan Angan-Anganmu!

Sikap panjang angan-angan akan membuat seseorang malas beramal, mengira hidup dan umur mereka panjang sehingga menunda-nunda dalam beramal shalih.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu beliau berkata, “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam membuat segi empat, kemudian membuat garis panjang hingga keluar dari persegi tersebut, dan membuat garis-garis kecil dari samping menuju ke tengah. Kemudian beliau berkata, ‘Inilah manusia, dan garis yang mengelilingi ini adalah ajalnya, dan garis yang keluar ini adalah angan-angannya. Garis-garis kecil ini adalah musibah dalam hidupnya, jika ia lolos dari ini, ia akan ditimpa dengan ini, jika ia lolos dari ini, ia akan ditimpa dengan ini.” (HR. Bukhari, lihat Fathul Bari I/236-235)

Dari Anas beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap anak Adam akan menjadi tua dan hanya tersisa darinya dua hal: ambisi dan angan-angannya”[6]

Oleh karena itu, di antara bentuk dzikrul maut adalah memperpendek angan-angan, dan tidak menunda-nunda dalam beramal shalih.

Dari Ibnu Umar radliyallaahu ‘anhuma ia berkata : Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam pernah memegang pundak kedua pundakku seraya bersabda : “Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “. Ibnu Umar berkata : “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu”. (HR. Al-Bukhari, lihat Al Fath I/233)

Faktor-Faktor yang Dapat Mengingatkan Kematian

[1] Ziarah kubur, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berziarah kuburlah kalian sesungguhnya itu akan mengingatkan kalian pada akhirat” (HR. Ahmad dan Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)[7] [2] mengunjungi mayit ketika dimandikan dan melihat proses pemandiannya [3] menyaksikan proses sakaratul maut dan membantu mentalqin [4] mengantar jenazah, menyolatkan, dan ikut menguburkannya [5] membaca Al Qur’an, terutama ayat-ayat yang mengingatkan kepada kematian dan sakaratul maut. Seperti firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya” (QS. Qaaf : 19) [6] merenungkan uban dan penyakit yang diderita, karena keduanya merupakan utusan malaikat maut kepada seorang hamba [7] merenungkan ayat-ayat kauniyah yang telah disebutkan Allah Ta’ala sebagai pengingat bagi hamba-hambaNya kepada kematian. Seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, badai, dan sebagainya [8] menelaah kisah-kisah orang maupun kaum terdahulu ketika menghadapi kematian, dan kaum yang didatangkan bala’ atas merekaFaidah Mengingat Kematian

Di antara faidah mengingat kematian adalah : [1] memotivasi untuk mempersiapkan diri sebelum terjadinya kematian; [2] memendekkan angan-angan, karena panjang angan-angan merupakan sebab utama kelalaian; [3] menjadikan sikap zuhud terhadap dunia, dan ridha dengan bagian dunia yang telah diraih walaupun sedikit; [4] sebagai motivasi berbuat ketaatan; [5] sebagai penghibur seorang hamba tatkala memperoleh musibah dunia; [6] mencegah dari berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam menikmati kelezatan dunia; [7] memotivasi untuk segera bertaubat dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat; [8] melembutkan hati dan mengalirkan air mata, mendorong semangat untuk beragama, dan mengekang hawa nafsu; [9] menjadikan diri tawadhu’ dan menjauhkan dari sikap sombong dan zhalim dan; [10] memotivasi untuk saling memaafkan dan menerima udzur saudaranya.[8]

Penulis: Yhouga AM

Artikel www.muslim.or.id


[1] Al Qiyamah As Sughra, Syaikh Dr. Sulaiman Al Asyqar, hal. 15-16 cet. Dar An Nafais[2] Disebutkan dalam Kitab At Tazkirah bi Ahwalil Mauta wa Umuril Akhirah, Imam Al Qurthubiy dalam bab Dzikrul Maut wa Fadhluhu wal Isti’dadu lahu I/120, cet. Maktabah Dar Al Minhaj

[3] Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhus Shalihin, Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaly, I/634 cet. Dar Ibnul Jauziy

[4] Imam Nawawi berdalil dengan ayat-ayat tersebut dalam Riyadhus Shalihin bab Dzikrul Maut wa Qashrul Umal (Mengingat Kematian dan Memendekkan Angan-Angan)

[5] Taisir Karimirrahman, Syaikh Abdurrahman bin Nshir As Sa’diy, hal. 531, cet. Dar Ibnu Hazm

[6] HR. Baihaqi dalam Az Zuhd Al Kabir no. 454, Al Hafizh Al Iraqiy berkata hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam “Qashrul Umal” dengan sanad yang shahih

[7] Silahkan merujuk pembahasan lebih lengkap mengenai ziarah kubur dalam artikel bulletin At Tauhid terdahulu, “Saat Kubur Jadi Tempat Ibadah” http://buletin.muslim.or.id/aqidah/saat-kubur-jadi-tempat-ibadah

[8] Brosur “Kafa bil Mauti Wa’izh”, Darul Wathan

Tinggalkan komentar »

ketika cinta harus memilih..

dilema

setelah saya menikah, hidup terasa lebih berwarna..

bahagia rasanya,

ada seorang sahabat, yang selalu di hati. kau di hatiku, dan aku pun di hatimu..

seorang sahabat, yang sedia berbagi, dari sekedar perhatian,cerita,canda-tawa,duka-lara..

yang setia mengingatkan, kala diri teledor menjaga aurat,salah berucap,atau khilaf bersikap..

sungguh, nikmatNya yang manakah yang kan kudustakan?

waktu berlalu, hari berganti, tahun berbilang..

hingga akhirnya, hadirlah sesosok bayi mungil dan merah, laki-laki.

fitrahku sebagai seorang wanita, terasa makin sempurna..

dua bulan cuti bersalin, terasa begitu cepatnya..

pergulatan batin dimulai..

antara mengasuh dan merawat buah hati tercinta, atau kembali membagi waktu dengan pekerjaan.

pertentangan dengan orang lain pun bermunculan..

dari orangtua,kakak,paman,saudara..

rasanya, tidak ada yang mendukungku untuk menjadi ibu (yang mengurus) rumah tangga saja..

kecuali suamiku tercinta.

langkah pun terayun kembali..perlahan..gontai..tapi masih menggenggam harapan..

genap dua puluh bulan lebih sebelas hari,

sang bayi yang sudah menjelma menjadi bocah lucu nan menggemaskan, memiliki seorang adik baru, dengan jenis kelamin yang sama..

kembali berlalu dengan cepatnya, dua bulan cuti bersalin..

namun, kali ini dengan harapan baru,

harapan agar Allah luluhkan hati-hati mereka..ikhlaskan saya melepas “dunia” saya yang lalu..

namun rupanya, batita dan bayiku, tidak mempan untuk membuat mereka merelakan status PNSku lepas..

jatuh-bangun..setiap hari saya harus melawan pergulatan batin ketika akan berangkat kerja..

ketika lelaki kecilku yang kedua berusia satu setengah tahun, akhirnya kuambil keputusan besar itu..

R E S I G N

ya, resign dari sebuah direktorat tertentu di suatu kementerian yang cukup bonafid di negeri ini.

hari berlalu, bulan berganti..

kegiatanku sehari2 adalah merawat,mengasuh,mendidik mereka..

semampu aku bisa,

bukan hal yang mudah memang, untuk beralih “profesi” seperti itu,

tapi sungguh,

dengan di rumah, hati menjadi lebih tenang, fikiran lebih fokus,

dan yang tak tergantikan adalah, waktu untuk bersama dengan anak-anak..

mendampingi apapun kegiatan mereka..

mengajarkan kemandirian pada mereka..

menanamkan kedisiplinan..

membuat fondasi akhlak dan aqidah yang terkokoh bagi mereka…

belum lagi “bonus” dan “insentif” lain..

senyum manis,tawa renyah,ucapan polos,celoteh lucu,pelukan hangat,ciuman sayang,mereka berdua,

dan semua,dan semua..

yang tak kan kutemui dimanapun, kapanpun,

selain di rumah, bersama mereka…

saat mereka masih kecil,lugu,dan begitu membutuhkan kehadiranku.

indahnya dunia, lengkapnya hidup.

maka nikmatNya yang mana kah yang kan kudustakan?

hingga suatu ketika…

suatu keadaan membuatku kembali bergabung dengan keluarga besarku, untuk jangka waktu yang cukup lama..

disana aku jadi tahu,

mereka begitu terluka, tercabik, terkoyak dengan keputusanku resign..

apalah dayaku…

ada darah mereka, yang mengalir dalam darahku.

aku adalah bagian (besar) dari hidup mereka, mereka adalah bagian dari hidupku.

sekalipun aku sudah menjadi sesosok wanita yang utuh, dengan suami dan anak-anak..

aku tetap lah jua seorang anak..

yang dulu mereka lahirkan,rawat,asuh,didik,dan biayai..

dengan susah payah, membanting tulang, memeras keringat…

cukuplah kusimpan sendiri, memoriku tentang perjuangan mereka…

menuliskannya disini, hanya akan membuat tanggul airmataku jebol, dan banjir.

biarlah Allah sahaja..yang membalas kebaikan kalian dengan syurgaNya..

karena sebaik apapun usahaku, semua akan sia-sia, jika tidak mendapat ridhoNya…

semoga kelak, Allah kumpulkan kita semua di JannahNya, aamiin…

Tinggalkan komentar »